Rabu, 10 Oktober 2012

ini

Jumat, 18 November 2011

Negeriku


Ini adalah negeri yang sangat besar. Wilayahnya terbentang dari barat sampai timur melewati tiga wilayah waktu. Posisinya diapit oleh dua samudera raya. Sedangkan kedudukannya di tengah dua benua besar. Penduduknya hampir seperempat milyar manusia yang berasal dari ratusan suku bangsa yang memiliki bahasa dan tradisi masing-masing.
Raja Ampat
Ini adalah negeri yang indah. Pulaunya mencapai ribuan, dipisahkan oleh selat dan laut yang berkilauan. Sungainya mengalir deras dan menganak-anak. Berhulu di ujung mata air yang menyembur dari balik-balik lereng gunung  biru  yang membisu. Berselimutkan hutan perawan yang tak terjamah.
Ini adalah negeri yang kaya. Lautnya menghasilkan ikan, mutiara, dan milyaran biota lainnya. Gunungnya menghasilkan bahan tambang, pasir besi, kayu, dan emas. Sungainya mengaliri sawah-sawah yang menghijau. Bahkan anginnya pun selalu membawa kesejukan.
Itulah cerita negeri ini. Masih banyak cerita-cerita yang menakjubkan tentang negeri ini. Tapi semua sudah berlalu. Bahkan semuanya hampir tak meninggalkan jejak dan bekas. Kalaupun ada orang yang ditanya mengenai kejayaan saat itu, barangkali pasti mereka semua akan menggeleng.
Negeri yang kaya namun tak lagi berpunya. Semua telah dijual, ditukarkan dengan kesenangan sesaat yang akhirnya membawa sengsara. Ditukar dengan sesuatu yang tak berharga bahkan menjijikkan.
Tembaga Pura ((at)zackiarfan twitpic)
Berapa banyak emas yang dikeruk dan diangkut ke negera lain demi untuk mendapatkan  pengakuan menjadi “teman”. Berapa banyak kayu yang dibabat hanya untuk menghidupi cukong-cukong  gendut dan pelit. Berapa banyak pasir yang diangkut untuk sekedar mendapatkan kendaraan dan gaya hidup para pejabat. Ladang-ladang tempat minyak bumi menyembur telah dikapling kepemilikannya oleh pemodal rakus.
Belum lagi ulah segelintir rakyatnya. Merasa modern dengan gaya hidup mewah dan bebas. Tak lagi malu dengan sesama yang tak mampu untuk memberikan sesuap nasi pada anak balitanya. Mereka merasa memiliki hak mutlak penggunaan harta yang mereka peroleh sehingga semua yang telah ia peroleh berhak mereka pergunakan semaunya. Tak risih dengan orang lain yang hanya bisa menelan air ludah ketika melihat orang kaya yang membuang makanan yang harganya ratusan ribu begitu saja.
Jembatan Anak Bangsa (kompas.com)
Gaya hidup bebas pun  menjadi pilihannya. Pergaulan laki-laki dan perempuan hanya didasari nafsu dan kemewahan. Sehingga semua daya upaya yang dilakukan akhirnya berujung pada hal-hal yang berkaitan dengan memperindah tubuh, pakaian dan kendaraan, yang semuanya dianggap akan menaikkan harga dirinya. Jika tidak memiliki sumber daya untuk mendapatkan kemewahan, mereka berusaha untuk melakukan segala cara agar bisa diakui sebagai orang yang berada meskipun dengan menipu, mencuri, korupsi, menjual diri dan merampok. Tak tahukah bahwa akhirnya yang mereka dapat adalah kerendahan dan kehinaan.
mediaindonesia.com
Memang benar bahwa semua itu tak terlepas dari dampak  perubahan zaman yang sangat cepat. Perubahan dan perkembangan dengan cepat tersebar melalui teknologi yang diciptakan. Manusia begitu dimudahkan dengan adanya perkembangan teknologi. Dengan bantuan teknologi manusia dapat memperoleh segala yang diinginkan. Ketika semua telah terpenuhi manusia akan berusaha melakukan hal-hal yang tidak biasa dalam kehidupannya. Hal-hal tersebut hanya sekedar pemuasan keinginan mereka yang tak terbatas. Bagi mereka teknologi memunculkan ide-ide aneh yang seharusnya tabu untuk dilakukan. Namun karena kepekaan yang semakin sirna dan dorongan keinginan pribadi yang semakin kuat semua yang tabu dilakukan. Tebal muka dan dorongan ego inilah yang menyebabkan segala macam cara akan dilakukan. Semuanya berjalan seakan tak ada aturan yang membatasi, tak ada rasa bersalah dan tak ada rasa malu.
Negeri yang kaya perlahan tak punya. Namun rakyatnya tak pernah sadar. Bahwa negerinya yang kaya semakin merana dan apapun yang tersisa kini bukan miliknya. Rakyatnya hanya memburu keindahan semu dari apa yang telah ditawarkan para kapitalis. Keindahan yang membuat kita mabuk dan limbung. Terjatuh dalam lumpur nista yang mana kita tak bisa keluar darinya. Sementara mulut masih meracau karena pikiran tak pernah berpikir sehat. Tingkah lakunya pun tak terarah dan terkontrol. Sekali-kali gugup  dan latah.
Memang itulah yang para penjajah inginkan (sadar atau tidak kita sebenarnya masih terjajah). Mereka beri sedikit anggur yang membuat kita tidak waras dan tergila-gila. Mereka beri pujian kepada kita hingga kita merasa hebat dan unggul sehingga membuat kita mengagumi diri sendiri berlebihan. Padahal semua itu hanya isapan jempol untuk membuat kita lemah dan tak berdaya. Tak mampu lagi berpikir dan berkarya. Akibatnya kita akan sangat tergantung dan membutuhkan mereka, menyerahkan segala yang kita punya termasuk harga diri kita.
Entah apa jadinya anak cucu kita nanti bila kita sendiri tak mampu menghentikannya sekarang. Di saat nanti mungkin kita sudah tidak lagi punya tenaga yang kuat untuk sekadar berkata. Sementara anak cucu kita akan menghadapi tantangan yang lebih berat, mungkin nanti kita akan hanya bisa melihat dan merasakan kepedihan. Kepedihan hasil dari apa yang kita tak pernah bisa mengatasinya. Kepedihan karena kita telah menyerah kalah sekarang. Memberikan tampuk kekuasaan kepada orang yang hanya membutuhkan kita untuk diperas. Sekarang ini, apalagi nanti,  kita menjadi bulan-bulanan orang lain yang punya niat jahat. Menjadikan kita kita sebagai alat untuk mencapai tujuannya dan kita tak pernah mendapat jangankan upah dan imbalan bahkan terima kasih pun tak ada. Sekarang, apalagi nanti kita akan dicambuk untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
Pikirkan sebentar dan segera berbuat. Jika yang kita  takutkan adalah karena pengorbanan saat ini sangat berat, maka pengorbanan dan kepedihan esok akan sangat lebih menyengsarakan. Jika yang kita takutkan adalah kehilangan kenyamanan hari ini, maka kenyamanan esok setelah kita berjuang adalah jauh lebih manis dan indah. 
12 Juni 2005, 20:00

Selasa, 13 Maret 2012

Setting Modem Huawei E220 untuk XL Unlimited

Seminggu lalu saya terpaksa meng-install ulang Windows di notebook. Akibatnya beberapa aplikasi harus diinstall ulang juga. Saalah satu aplikasi yang harus saya install ulang adalah Mobile Partner yaitu aplikasi untuh modem Huawei E220 yang saya miliki. Kebetulan saya jarang sekali memakai modem tersebut karena di kos sudah ada wifi yang lumayan cepat. Namun karena saat ini saya harus pulang kampung maka mau tidak mau harus menggunakan kembali modem tersebut.

Saya menggunakan kartu XL unlimited 3GB yang saya beli pada bulan Februari 2012. Masa berlaku kartu ini sampai dengan akhir April 2012. Seingat saya pemakaian saya lakukan belum sampai 1 GB. Jadi sayang banget jika sampai batas akhir tidak habis. Maka pada kesempatan pulang kampung kali ini saya membawa lagi modemnya untuk saya pakai mengkases internet di rumah.

Masalahnya adalah ketika harus melakukan setting profile management, saya agak kesulitan karena petunjuk settingannya tidak saya bawa. Saya juga sudah lupa petunjuk yang diberitahukan oleh penjual kartu waktu saya membeli paket XL Unlimited.


Akhirnya saya browsing dan googling melalui HP untuk mencari tahu bagaimana cara men-setting nya. Sayangnya saya tidak berhasil menemukannya. Kemudian saya kembali mencoba-coba setting penentuan profile name, APN atau dial number nya. Alhamdulillah, dari beberapa kali percobaan akhirnya modem Huawei E220 dengan kartu XL Unlimited dapat saya pergunakan kembali. Bagi pembaca yang mengalami kesulitan dalam melakukkan pengaturan profile management, berikut ini pengaturan yang saya lakukan. Semoga dapat membantu dan menjadi pengingat bagi saya sendiri jika suatu saat harus melakukan pengaturan ulang. 

Buka aplikasi Mobile Partner kemudian klik Tools, pilih Option.
Setelah itu klik Profile Management dan atur profile name, APN dan Authentication. Yang penting adalah pada APN pilih Static dan isi xlunlimited, untuk authentication kosongi saja, lalu simpan. InsyaaLlah modem Anda langsung bisa digunakan.